Banyak calon pengantin saat ini berusaha menerapkan konsep minim sampah plastik dalam pernikahan mereka. Beberapa melakukannya sebagai bagian dari gaya hidup ramah lingkungan yang telah dijalani, sementara yang lain ingin sekadar mengurangi jumlah limbah plastik. Terlepas dari motivasi di balik keputusan ini, usaha untuk meminimalkan penggunaan plastik dalam acara besar seperti pernikahan patut dihargai. Dan, hal ini sangat mungkin dilakukan!
Salah satu tokoh yang berhasil menggelar pernikahan tanpa menggunakan produk plastik adalah Eugenie Victoria Helena, sepupu Pangeran Harry dan William. Putri Kerajaan Inggris yang dikenal sebagai Princess of York ini mengadakan pernikahannya pada Oktober 2018 dengan menegaskan bahwa acaranya adalah bebas plastik. Langkah ini kemudian diikuti oleh beberapa selebritas dan tokoh publik lainnya.
Tertarik untuk menerapkan konsep yang sama dalam resepsi pernikahan Anda dan pasangan? Jika ya, pastikan niat tersebut mantap, dan persiapkan diri dengan 5 tips untuk meminimalkan penggunaan plastik dalam acara pernikahan Anda.
Ganti dekorasi balon dengan recycled paper.
Dekorasi adalah salah satu unsur yang paling berkontribusi terhadap sampah dalam acara pernikahan. Oleh karena itu, jika Anda dan pasangan sudah berkomitmen untuk memilih tema yang bebas plastik, sebaiknya hindari penggunaan balon sebagai bagian dari dekorasi. Sebagai alternatif, pilihlah material yang ramah lingkungan seperti kertas daur ulang. Banyak orang beranggapan bahwa kertas daur ulang tidak memiliki variasi warna yang menarik. Namun, anggapan ini salah, karena saat ini kertas daur ulang tersedia dalam berbagai warna yang cerah. Bahkan, kertas lampion atau tisu daur ulang dapat diubah menjadi dekorasi yang sangat menarik.
Pilih vendor bunga yang menggunakan material ramah lingkungan.
Ekspresi kebahagiaan pengantin biasanya ditampilkan secara maksimal melalui rangkaian bunga atau dekorasi floral. Namun, tantangan yang dihadapi adalah penggunaan floral foam dalam merangkai bunga. Material foam yang terbuat dari plastik ini seringkali dibuang begitu saja setelah digunakan, seringkali ke dalam aliran sungai. Tindakan ini dapat membahayakan organisme yang hidup di sungai, karena foam tersebut dapat tertelan oleh ikan dan hewan akuatik lainnya.
Lantas, apa material alternatif yang bisa digunakan sebagai pengganti floral foam? Salah satu opsi adalah agra wool. Wangi M. Susilo, seorang Floral Architect dan Co-Founder Sekala Mekar, secara konsisten menerapkan konsep ramah lingkungan dalam setiap instalasi bunga yang diciptakannya. Ia menjelaskan, “Selain menggunakan agra wool, Anda juga bisa memanfaatkan vas atau wadah, sehingga semua bunga yang digunakan dapat bersentuhan langsung dengan air.”
Metode ini tidak hanya ramah lingkungan, tetapi juga memberikan tampilan yang lebih natural pada rangkaian bunga. “Dengan tidak menggunakan floral foam, Anda dapat menghemat biaya karena harga floral foam berkisar antara 150.000 hingga 250.000 Rupiah per kotak. Jadi, ini bukan hanya menguntungkan dari segi finansial, tetapi juga mempercepat proses pengerjaan,” tambahnya dengan antusias.
Jangan gunakan alat makan sekali pakai.
Tidak hanya pada hari pernikahan, upaya untuk menciptakan perayaan cinta yang minim sampah plastik sebaiknya dimulai sejak acara pertunangan, bridal shower, dan bachelorette party. Rangkaian acara menuju pernikahan ini seringkali berlangsung dengan suasana yang kasual dan praktis. Namun, godaan terbesar yang muncul adalah penggunaan peralatan makan sekali pakai, seperti piring, gelas, sendok, dan garpu yang umumnya terbuat dari plastik. Meskipun terlihat lebih praktis, pilihan ini pada akhirnya justru menghasilkan banyak sampah.
Jadi, pertimbangkanlah untuk menggunakan material yang lebih ramah lingkungan seperti keramik atau kaca. Meskipun mungkin Anda perlu mengeluarkan dana lebih untuk menyewa atau membeli alat makan baru, cara ini akan membantu mengurangi penumpukan sampah yang dihasilkan dari penggunaan barang sekali pakai.
Sedotan plastik bisa diganti dengan sedotan reusable.
Meskipun terlihat kecil, sedotan adalah salah satu jenis sampah yang paling banyak dihasilkan dalam acara pernikahan. Bayangkan jika setiap minuman yang disajikan menggunakan sedotan plastik—betapa banyak sedotan plastik yang akan terbuang! Oleh karena itu, mintalah kepada vendor katering untuk menggunakan material yang lebih ramah lingkungan, seperti sedotan kertas, bambu, stainless steel, atau silikon yang dapat digunakan berulang kali.
Pilih kemasan tanpa plastik untuk suvenir atau bingkisan untuk bridesmaid dan groomsmen.
Item lain yang sering menggunakan plastik adalah kemasan pembungkus suvenir atau bingkisan untuk bridesmaid dan groomsmen. Sebaiknya, ganti pembungkus plastik dengan material kertas atau kain. Untuk pilihan suvenir, Anda bisa memilih barang yang sejalan dengan tema ramah lingkungan, seperti bibit tanaman atau tanaman hias.
Kunci untuk menjaga konsistensi niat meminimalisir penggunaan plastik, dari prosesi lamaran hingga hari pernikahan, adalah memilih vendor yang memiliki visi dan misi yang sejalan dengan Anda. Vendor-vendor ini biasanya sudah berpengalaman dalam mengorganisir pernikahan yang ramah lingkungan dan memahami cara mencari alternatif untuk mengurangi produksi sampah, termasuk sampah plastik, di setiap tahap prosesi.