Invisible string theory adalah sebuah teori tentang adanya tali tak terlihat yang menghubungkan kita dengan seseorang yang ditakdirkan untuk kita. Teori ini cocok menggambarkan hubungan Jessica dan Bernard. Pasangan yang sering dipanggil Jess dan Ben ini pertama kali bertemu di pesawat menuju California saat mereka akan memulai kuliah. Secara kebetulan, berbagai momen terus mempertemukan mereka. Hingga akhirnya, setelah dua tahun saling memperhatikan, Jess dan Ben memutuskan untuk berpacaran.
Kenangan masa kuliah memiliki tempat spesial bagi Jess dan Ben, yang terlihat kembali saat momen lamaran mereka. Ben mengajak Jessica untuk mengingat kembali memori selama di San Francisco dengan menghabiskan waktu di Golden Gate Park. Saat menanti matahari terbenam di kota tempat mereka pertama kali bertemu, Ben melamar Jessica. Dengan pemandangan yang indah, Jessica pun menerima lamaran tersebut.
Keindahan momen yang terajut pada hari proposal itu, ternyata menjadi sumber inspirasi Jess dan Ben dalam membangun konsep pernikahan keduanya. Perjalanan menuju Golden Gate Park yang mempertemukan keduanya dengan Lovers Lane kemudian menjadikan mini forest dengan aksen liukannya itu sebagai inspirasi dekorasi pernikahan mereka. Hal ini lantas terwujud secara apik di tangan tim dekorasi Lotus Design. Terlihat, aisle tempat Jessica berjalan benar-benar dirangkai secara berliuk menyerupai gambaran Lovers Lane yang pasangan ini dambakan. Atmosfer alam yang begitu sakral tepat di venue SKY Ayana Bali, lantas merajut momen pengikraran janji suci antara Ben dan Jess. Dominasi rona putih serta sematan bunga secara konsisten menyelimuti seluruh sudut venue. Aksen bunga pada sisi dekorasi, kembali mencuri perhatian melalui sematannya yang indah pada busana pernikahan Jessica. Kehadirannya dalam bentuk 3D lantas membuat busana yang Jessica kenakan begitu manis.
Acara yang dihadiri oleh 250 tamu undangan itu kemudian dilanjutkan dengan rangkaian cocktail dan dinner night pada malam harinya. Konsisten dengan konsep Lovers Lanenya terlihat aksen liukan masih hadir di antara jajaran meja makan malam itu. Kali ini, aksen pohon terlihat lebih nyata dalam sudut dekorasi. Dominasi warna putih yang berpadu dengan warna hijau, serta aksen bunga timbul juga setia menghiasi malam yang indah bagi Jess dan Ben. Tampil sedikit berbeda, malam itu Jess memilih untuk me-half do rambutnya. Juntaian rambut panjangnya bergerak seirama dengan first dance dirinya bersama Ben. Di bawah sinaran rembulan yang begitu manis, Jess dan Ben, begitupula tamu bersukacita dengan suasana hati yang terbuka. Menari dan bersulang dengan penuh kegembiraan, siap menyaksikan awal perjalanan yang indah bagi Jessica dan Bernard menuju gerbang kehidupan pernikahan yang baru.




















